Tuesday, January 20, 2009

7 DayS After

Tujuh hari.
Hari ini tepat tujuh hari Opa pergi. perjuangannya melawan penyakit berhenti sampai disini. dia tidak kalah, dia menang melawan penyakitnya. bukan penyakitnya yang membawanya pergi, tapi Tuhan sayang pada Opa, sangat sayang padanya dan meminta Opa pulang bersama-Nya. Batas waktu opa untuk dipinjamkan pada kami sudah habis. Tuhan sangat rindu padanya sehingga Tuhan memanggilnya pulang.

Dia pergi.
meninggalkan 8 orang anak dan 22 cucu. Jumlah ini adalah investasi baginya. saat keluarga - keluarga lain kesusahan untuk mencari donor darah golongan 0, keluarga kami mempunyai banyak darah golongan tersebut untuk diberikan pada Opa. darah ini yang juga adalah darahnya, dan dia berhak memintanya.
tanpa dia, kami tidak disini.

Pria ini.
Adalah seseorang yang mendidik anak dan cucunya secara sama. disiplin dan tanggung jawab. waktu kami kecil dulu, kami merasa takut padanya, karena sikap tegasnya dan disiplinnya. semakin kami dewasa kami semakin sadar, semua yang ia ajarkan membuat kami menjadi kami yang sekarang. dia tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, dia selalu berbuat sesuatu untuk orang lain.

Pria ini
adalah Orang yang mengajarkan bagaimana rasanya berjuang. hidup di dua generasi membuatnya menyaksikan banyak sejarah. ia selalu mengatakan kejar mimpimu. karena baginya, mimpi adalah separuh dari cita-cita, dan cita - cita adalah separuh dari rencana, dan rencana adalah separuh dari kerja keras. baginya kesuksesan bukanlah hasil akhir, tapi kesuksesan adalah proses menuju hasil akhir itu sendiri.

Kami mencintainya.
tapi mencintai juga berarti mengerti. disini kami harus mengerti, ketika dia berkata dia ingin pergi bertemu orangtuanya, ketika ia memilih untuk pergi saat ia berkata "saya ikhlas". kami tidak boleh egois, Opa ingin bertemu Orangtuanya disana. cinta opa pada Orangtuanya mungkin sama seperti kami mencintai opa, dan rasa kehilangan opa terhadap orangtuanya, mungkin sama seperti rasa kehilangan dan kerinduan pada opa yang kami rasakan kini, dan Opa telah menyimpan rasa rindu dan kehilangan itu
bertahun-tahun.

Ia benar-benar pergi.
pukul 21.30 malam ia meninggalkan kami, ia telah menggenapi hidupnya. pergi dengan membawa semua hal baik yang ia kerjakan selama ia hidup. menyelesaikan semua cerita yang dijalaninya selama 80 tahun. ia telah menutup bukunya dan mengembalikan
kepada pemiliknya.
Ia pergi
Meninggalkan kami dengan buah tangan yang indah, kenangan bersama Opa. Kami percaya Allah memaafkan semua ketidak-sempurnaan Opa semasa hidup, karena Kami percaya Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Kami selalu berdoa agar Opa mendapat kehangatan disana, seperti kehangatan yang selalu Opa berikan di hati kami setiap kali ia menyambut kedatangan kami dengan senyumannya.
dan kami percaya, opa bahagia disana.

In loving memory of
H. Saleh Iskandar Rais

Our beloved Grandfather whom departed this life on 13 Jan' 2009

Monday, January 19, 2009

. . . . .



... Does anybody know Heaven's Phone number? i wanna talk to my Opa, i miss him ...